skip to main | skip to sidebar
  • Page
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Page

studyscience( •̃͡-̮•)

this is my blog for you :)

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Kamis, 27 September 2012
Diposting oleh tri ilma sari di 06.26 0 komentar

Cara Menentukan Bilangan Kuantum

 

Cara Menentukan Bilangan Kuantum



Misal pada unsur 40Zr
 1. Buat dulu konfigurasi elektronnya

40Zr =  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2

 2.  Keempat bilangan kuantum ditentukan dari konfigurasi elektron terakhir, yaitu 4d2

 3.  Karena Tingkat energi pada konfigurasi terakhir adalah 4, maka bil.kuantum utama (n) = 4

 4.  Karena konfigurasi berakhir di blok d, maka harga bilangan kuantum azimut (l) = 2  ( Jika berakhir di sub kulit s → l=0, p → l=1, d → l=2, f → l=3, dst..)

 5. Karena berakhir pada blok  d, maka jumlah orbital pada sub kulit d ada 5, yaitu dari –l, sampai dengan +l, termasuk 0, yaitu -2, -1, 0, +1, +2, dan karena jumlah elektron pada konfigurasi terakhir sebanyak 2, maka panah elektron diisi dari magnetik -2, dan -1, (yang lain kosong karena jumlah elektronnya hanya ada 2) maka harga bilangan kuantum magnetik (m) = – 1

 6. karena arah panahnya ke atas, maka harga bilangan kuantum spin (s) = +½

KESIMPULAN :  dari unsur 40Zr didapat  n = 4, l = 2, m = –1, s = +½

PERIODE didapat dari tingkat energi tertinggi pada konfigurasi elektron, yaitu 5 pada 5s2, sehingga 40Zr akan berada pada Periode 5.

 Sedangkan GOLONGAN, karena berakhir di blok d, maka pasti Golongan B, jumlah elektron pada 5s2 dan 4d2kemudian di jumlah, yaitu 2 + 2 = 4 ditulis dengan angka romawi (IV), sehingga 40Zr akan berada pada Golongan IVB

 CATATAN UNTUK MENENTUKAN GOLONGAN :

Jika berakhir di sub kulit s atau p, maka golongan A,

Jika berakhir di sub kulit d, maka golongan B

Jika berakhir di sub kulit f, maka golongan lantanida / aktinida (jika periode 6 maka lantanida, dan jika periode 7 aktinida)

 KESIMPULAN :

40Zr → Periode 5, Golongan IVB

[ Read More ]
Diposting oleh tri ilma sari di 06.15 0 komentar

Asam Kuat vs Asam Lemah

 


Asam Kuat vs Asam Lemah


Sebagai pedoman sederhana adalah sebagai berikut.  Asam atau basa kuat memiliki harga  Ka (Kb untuk basa) yang sangat besar dan biasanya tidak dituliskan di buku ataupun dalam soal. Sebaliknya, asam atau basa lemah memiliki harga Ka (Kb untuk basa) yang kecil atau bahkan sangat kecil.  Di buku (pada soal) harganya selalu dicantumkan atau justru yang ditanyakan.  Jadi, bila dalam soal diketahui nilai Ka atau Kb ataupun α (derajat ionisasi), berarti kemungkinan besar merupakan asam atau basa lemah.  Bila sebaliknya berarti asam atau basa kuat.
Selanjutnya agar lebih yakin, berikut perkiraan untuk mengkategorikan asam. Apakah termasuk asam kuat ataukah sebaliknya berdasarkan nilai Ka yang dimiliki.
Nilai Ka
Kategori Asam
< 10-7asam sangat lemah
10-7 – 10-2asam lemah
10-2 – 103asam kuat
> 103asam sangat kuat
Contoh beberapa asam dengan harga Ka-nya :
Jenis dan contoh asamNilai KaKategori Asam
Asam kuat
1.       HClO43 x 1010Asam sangat kuat
2.       HI1 x 109Asam sangat kuat
3.       HCl1 x 107Asam sangat kuat
4.       HNO328Asam kuat
5.       H2SO4Ka1 : 1 x 103 (Ka2 : 1 x 103)Asam kuat/sangat kuat
Asam lemah
6.       HF7,2 x 10-4Asam lemah
7.       CH3COOH1,8 x 10-5Asam lemah
8.       HClO3,1 x 10-8Asam sangat lemah
9.       HCN4,0 x 10-10Asam sangat lemah


[ Read More ]
Diposting oleh tri ilma sari di 06.06 0 komentar

Membuat Rumus Lewis

 

Membuat Rumus Lewis



Memuat/menuliskan rumus Lewis adalah gampang-gampang susah.  Gampang kalau udah tau caranya, tetapi terkadang susah kalau pas ketemu dengan senyawa yang agak kompleks rumusnya.  Asal tahu jumlah elektron dari masing-masing unsur.  Pada dasarnya adalah dengan kira-kira (coba-coba).  Untuk senyawa-senyawa sederhana ini cukup mudah.
Untuk senyawa-senyawa yang agak kompleks, atau yang mengandung ikatan rangkap, atau ikatan koordinat konjugasi atau bahkan ion terkadang menjadi hal yang cukup membuat pusing.  Berikut ada satu cara yang dapat dipakai :
- Hitung jumlah semua elektron yang dimiliki semua atom dalam senyawa
- Tulis kerangka dasar senyawa yang kira-kira masuk akal (atom pusat biasanya yang kekurangan elektronnya paling banyak)
- Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
- Sisa elektron dibagikan kepada semua atom pinggir agar mencapai oktet
- Bila elektron masih tersisa maka diberikan kepada atom pusat
- Tarik satu atau lebih pasangan elektron untuk membuat ikatan rangkap, sehingga atom pusat juga mencapai oktet.
Contoh :  SO3  (atom S punya 6 e valensi, atom O juga punya 6 e valensi)
- Jumlah total elektron (6+3×6) = 24 elektron
- Kerangka dasar molekul : atom S di tengah dikelilingi 3 atom O
- Berikan 3 pasang (6 elektron) untuk 3 ikatan S-O  ————————elektron tersisa 18
- Berikan masing-masing 3 pasang elektron kepada 3 atom O sehingga mencapai oktet —- tak ada elektron tersisa
- Atom S belum oktet, maka tarik sepasang elektron bebas dari O ke atom S membentuk ikatan rangkap
- Selesai, semua atom sudah oktet.  Dua ikatan tunggal, satu ikatan rangkap.

http://kimia123sma.wordpress.com
[ Read More ]
Diposting oleh tri ilma sari di 06.03 0 komentar

Pereaksi Pembatas (Hitungan Kimia)

 

Pereaksi Pembatas (Hitungan Kimia)


Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi) yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi.  Dikatakan membatasi jumlah produk yang dihasilkan karena zat tersebut telah habis terlebih dahulu selagi zat yang lain masih ada, padahal keberadaannya sangat diperlukan untuk reaksi selanjutnya (menghasilkan produk).   Jadi, pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu (pertama kali).
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi masing-masing dengan koefisien reaksinya (= kuosien reaksi, Q).  Tentu saja dari reaksi yang sudah setara.  Pereaksi dengan kuosien reaksi terkecil merupakan pereaksi pembatas. Dengan demikian kalau tersedia beberapa zat pereaksi dengan jumlahnya masing-masing, kita dapat meramalkan zat pereaksi apa yang nantinya habis terlebih dahulu atau zat apa yang tersisa.
Untuk perhitungan selanjutnya, jumlah (mol) pereaksi pembatas dipakai sebagai pembanding/ standarnya.  Baik jumlah produk ataupun zat lain yang bereaksi.
Contoh : Sebanyak 6,5 gram logam Zn (Ar Zn = 65) direaksikan dengan 1000 mL larutan HCl 0,16 M.  Tentukan jumlah zat yang tersisa dan volume gas H2 yang dihasilkan (STP).  Reaksi yang terjadi :
Zn (s)  +  2HCl (aq)  –>  ZnCl2 (aq)  +  H2 (g)
Jawab :
Mol Zn = 6,5/65 = 0,1 mol (koefisien reaksi = 1)
Q Zn = 0,1/1 = 0,1
Mol HCl = 1000 x 0,16 = 160 mmol = 0,16 mol (koefisien reaksi = 2)
Q HCl = 0,16/2 = 0,08
Ternyata Q HCl < Q Zn, sehingga HCl merupakan pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih dulu).
.                   Zn (s)       +       2HCl (aq)  —>       ZnCl2 (aq)  +       H2 (g)
Mula2        0,1                      0,16                          -                              -
Reaksi      -0,08                  -0,16                         +0,08                    +0,08
______________________________________________________ +
Akhir        0,02 mol           0                                0,08 mol              0,08 mol
Zat yang tersisa Zn = 0,02 mol
= (0,02 x 65) gram
= 1,30 gram
Gas H2 yang dihasilkan = 0,08 x 22,4 L
= 1,72 L

http://kimia123sma.wordpress.com/2012/01/20/pereaksi-pembatas-hitungan-kimia/#more-317
[ Read More ]
Rabu, 05 September 2012
Diposting oleh tri ilma sari di 03.08 0 komentar

Organ - Organ Pencernaan

 
Organ - Organ Pencernaan


Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ - organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Macam Pencernaan Makanan Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut.

1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Proses Pencernaan Makanan

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.

1. Ingesti : adalah pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi : adalah proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi : adalah proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti : adalah pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi : adalah proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi : adalah pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

Alat Organ Pencernaan Makanan Manusia

Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut :
- Mulut
- Kerongkongan (esofagus)
- Lambung
- Usus Halus
- Usus Besar
[ Read More ]
Postingan Lebih Baru Postingan Lama
Langganan: Postingan (Atom)
hai all... apa kabar ? follow my blog yaaa guys ;) dan semoga bermanfaat :)

Total Tayangan Halaman

Labels

  • Biologi (24)
  • Kimia (4)

Popular Posts

  • Sistem Pernapasan Ikan ( Pisces )
    Sistem Pernapasan Ikan ( Pisces ) Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya antara lain untuk mengangkut gas perna...

Blog Archive

  • ►  2017 (1)
    • ►  September (1)
  • ▼  2012 (28)
    • ▼  September (21)
      • Cara Menentukan Bilangan Kuantum
      • Asam Kuat vs Asam Lemah
      • Membuat Rumus Lewis
      • Pereaksi Pembatas (Hitungan Kimia)
      • Organ - Organ Pencernaan
      • Gangguan pada Sistem Pernapasan
      • Sistem Pernapasan Ikan ( Pisces )
      • Sistem Pernapasan Katak Amphibia
      • Sistem pernapasan pada burung
      • Struktur Ginjal
      • proses pembentukan urine
      • Sistem Koordinasi Hewan
      • Jaringan Saraf
      • Jaringan Otot
      • Jaringan Penunjang / Penyokong
      • Jaringan ikat atau penyokong
      • Jaringan Epitel
      • Kultur Jaringan
      • Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
      • Jaringan Dewasa
      • Jaringan Meristem
    • ►  Agustus (7)

Followers

  • Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.
 

About Me

Foto Saya
tri ilma sari
Lihat profil lengkapku
 
© 2011 studyscience( •̃͡-̮•) | Designs by Fab Themes & Web2feel

Bloggerized by DheTemplate.com & WordPress Theme 2 Blog